Foto: Kepala UPT Reputasi, Hendrix Yulis Setyawan, S.TP., M.Si., Ph.D.,
LOWOKWARU, Malangjos.com
Universitas Brawijaya (UB) meraih peringkat ke-7 di Indonesia dan peringkat ke-196 di Asia berdasarkan pemeringkatan EduRank.
Kepala UPT Reputasi, Hendrix Yulis Setyawan, S.TP., M.Si., Ph.D., menjelaskan, pemeringkatan EduRank menggunakan metodologi komprehensif. Dengan bobot penilaian 45% berdasarkan kinerja akademik, 45% aspek non-akademik, dan 10% berdasarkan kualifikasi alumni.
“Peningkatan posisi UB dalam pemeringkatan EduRank ini merupakan capaian yang membanggakan. Karena menunjukkan kualitas riset dan publikasi UB semakin diakui masyarakat akademik. Sebagaimana ditunjukkan tingginya jumlah sitasi,” terang
Hendrix Yulis Setyawan, S.TP., M.Si., Ph.D.
Ia menambahkan,
melalui pemeringkatan ini, dapat mengevaluasi kinerja riset, eksposur non-akademik. Serta reputasi alumni UB dibandingkan dengan universitas lain di Indonesia
Lebih lanjut, Hendrix menjelaskan, pemeringkatan EduRank didasarkan pada dua sumber data utama. Mulai OpenAlex dan Ahrefs. OpenAlex digunakan untuk mengukur kinerja riset, termasuk jumlah publikasi dan sitasi yang dihasilkan oleh Universitas Brawijaya, dengan bobot 45% dari total penilaian.
Sedangkan Ahrefs, digunakan untuk mengukur popularitas dan visibilitas Universitas Brawijaya di dunia maya, khususnya dari aspek SEO (Search Engine Optimization) dan trafik website UB.
“Pemeringkatan EduRank, tidak mempertimbangkan aspek penilaian dari perspektif dosen eksternal, mitra industri, atau alumni. Melainkan hanya berfokus pada kinerja riset dan visibilitas web,” lanjut Hendrix.
Kata dia, meskipun tren jumlah sitasi publikasi UB mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, secara umum mengalami peningkatan signifikan. Total publikasi UB di jurnal bereputasi Q1 meningkat lima kali lipat sejak 2019 hingga 2025.
Kinerja riset UB terus mengalami tren positif setiap tahunnya,. Sedikit penurunan pada 2022 akibat dampak pandemi COVID-19. Di tahun 2024, UB menerbitkan 2.284 publikasi, dan ditargetkan meningkat menjadi 4.000 publikasi pada tahun 2025. (Er/Mj/Hms)
Komentar