oleh

Satu Visi di Silaturahmi, UWG Bersinergi Meraih Tujuan

banner 468x60

Foto : pelaksana halal bi halal dikuti keluarga besar YPPIWM Malang

BLIMBING, Malangjos.com
Rektor Universitas Widya Gama Malang, Dr Anwar SH, MHum menyebut, halal bi halal menjadi momentum bermakna mempererat tali silaturahim. Berkah silaturahmi, bahkan bisa menjadikan satu visi, untuk meraih tujuan masa depan.

banner 336x280

Memperkuat rasa kebersamaan, dan saling memaafkan setelah menjalani ibadah puasa. Bukan hanya seremonial, tetapi sarana introspeksi diri. Memperbaiki hubungan antar individu, di lingkungan sivitas akademika maupun masyarakat.

“Dengan semangat saling memaafkan dan mempererat ukhuwah, semangat kebersamaan harus terus terjaga. Sehingga, membawa keberkahan dalam kehidupan kampus untuk mencapai visi, terciptanya suasana baru yang sinergis,” terang Rektor UWG, Dr Anwar saat ditemui di sela sela acara halal bi halal di Aula Widya Graha, Rabu 09 April 2025.

Tentu saja, tambahnya, semua hal tersebut, menjadi komitmen UWG Malang, untuk konsisten menghasilkan para generasi unggulan. Meskipun, halal bi halal adalah kegiatan rutin tahunan, setiap selesai Idul Fitri dan awal masuk kerja.

“Kami tentu bertujuan, untuk tetap bagaimana membangun harmonisasi di lingkungan kerja semakin baik dan semakin mendalam,” lanjutnya.

Menurutnya, dari Yayasan, telah mempunyai visi dasar. Bagaimana, sejumlah lembaga-lembaga yang berada di bawah Yayasan, bisa komit tentang Indonesiaan.

Filosofi pendiri lembaga, adalah semangat jiwa keislaman, dapat meresap sebagai bagian dari interaksi kerja. Berjalan bersama sama, bersinergi untuk mencapai tujuan.

Ketua pelaksana, Ir Suprihana, MP yang juga Kepala Biro Administrasi Akademik menjelaskan, acara diikuti seluruh keluarga besar Yayasan Pembina Pendidikan Indonesia Widya Gama Malang (YPPIWM). Mulai dari Stikes, Universitas, SMA, SMK dan berbagai kelembagaan lainnya.

Sementara itu, Ketua YPPI Widya Gama Malang, Prof. H. A. Mukthie Fadjar, SH. MS menjelaskan, Halal bi Halal, acara untuk memelihara tradisi dan kearifan lokal Indonesia.

“Mungkin satu hal, yang yang jarang dijumpai di negara-negara lain. Terutama, yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Yang penting bagi keluarga besar kami, adalah memaknai pembelajaran yang telah diperoleh selama bulan Ramadan,” terangnya.

Tidak lupa, kata dia, adalah pesan-pesan keilmuan, pengalaman spiritual, dan kepedulian sosial. Sehingga, menjadi manusia yang lebih baik daripada sebelumnya.

Dalam hidup, tidak usah neko neko, dan semakin bertakwa kepada, Tuhan Yang Maha Esa. Semakin cinta kepada manusia, pada alam dan ingkungan.

“Sebagai manusia, tidak ada yang tidak bersalah ataupun dosa. Saatnya tepat, untuk memulai dan berbuat, tidak mengulang kesalahan. Terkait lembaga pendidikan, ya harus mampu mendidik generasi baru. Bisa diawali dari mendidik diri sendiri,” jelas Prof Mukthie. (Er/Mj)

banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *