Foto : Aditya, the best player sepak bola Amputasi Kapolresta Malang Kota Cup, pemain Timnas
KLOJEN, MALANGJOS.com
Sekitar 28 tahun lalu, lahir bayi laki laki di Bandung. Kala itu, ia lahir dengan sempurna. Dan orang tua memberikan nama Aditya. Di hari hari yang ia jalani, ia terus tumbuh manjadi anak anak, hingga remaja.
Aditya mengisi hari harinya, dengan ceria bersama teman sebayanya. Salah satu kegiatan favoritnya, adalah olah raga main bola. Baginya, bola sudah seperti teman setianya, di dalam mengisi waktunya.
“Saya dari kecil memang suka main bola. Setiap hari usai sekolah, selalu main bola. Waktu itu, masih berusia Sekolah Dasar,” terang Aditya mengawali ceritanya, saat ditemui di kawasan stadion Gajayana Malang.

Permainan olah raga tersebut, lanjut Aditya, terus ia jalani hingga usia remaja. Tidak jarang juga, menjalani permainan antar kampung (tarkam) dan beberapa kegiatan lainya.
Ketika di usia SMP, ia memilih fokus ikut di Sekolah Sepak Bola (SSB) di Bandung. Dan di tahun 2015, ia ikut berlaga di even olah raga dalam peringatan Haornas. Selanjutnya, di tahun 2016, ia ikut di Diklat Persib Bandung.
Waktupun terus berjalan, usia juga terus bertambah. Iapun melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Namun, hobby main bola terus dilakukan. Mengingat, aktifitas itu, sudah dialaminya dari sejak usia dini
Di tahun 2017, musibah terjadi. Ia mengalami cedera patah tulang saat main bola. Cedera yang dirasa serius itu, membuat ia harus berupaya untuk sembuh. Banyak usaha ia lakukan. Namun, cedera parah tak kunjung seperti harapan.
Usaha untuk ke ahli tulang dan beragam lainya, tanpa kenal lelah menyerah. Hingga akhirnya, harus di pen. Namun, kondisi tidak berhenti sampai di situ. Dalam diagnosa tim medis, cedera kaki Aditya harus diambil langkah. Tindakan iku, berupa amputasi ( pemotongan anggota tubuh).
Sebuah kenyataan medis yang sangat sulit dipercaya. Tapi itulah langkah terbaik yang harus dipilih. Hal itupun, tidak serta merta ia terima. Butuh waktu sekian tabun, untuk memutuskan, menyadari dan menerima.
“Butuh waktu lama untuk mengambil keputusan itu (amputasi). Tidak mudah untuk menerima,’ lanjutnya.
Dan pada akhirnya, ia pun menyerah menyadari serta menerima kenyataan. Dilakukanlah amputasi kaki di tahun 2019. Pasca amputasi dengan kondisi tubuh yang berbeda, tentu membuat berfikir ulang untuk terus bermain bola.
Pasca amputasi, memerlukan kesiapan waktu, untuk menerima dan menyesuaikan keadaan. Satu hal yang terus ia pikir, bagaimana bisa aktivitas secara mandiri. Dan bermain bola pun, sempat terhenti.
Hingga di tahun akhir 2019, ia dapat informasi, yang menyenangkan.
Dan akhirnya, ikut berlatih main bola dengan teman sekondisi alias sama sama pernah amputasi. Dari aktivitas bola amputasi, sempatlah untuk di turnamen Trofeo. Namun, sempat terhenti, dan batal karena pandemi Covid 19.
Tahunpun berganti, dan di tahun 2021, ikut untuk seleksi di Bangladesh. Dan akhirnya, Aditya yang pernah berhenti bola karena amputasi cedera, kini masuk di squad Timnas Indonesia untuk membela Garuda.
Salah satu aksinya, telah dibuktikan menjadi the best player saat turnamen Sepak Bola Amputasi, Kapolresta Malang Kota Cup 2025 beberapa waktu lalu.
Bergabung dalam tim Persama Malang, ia berhasil menjadi the best player. Meski tim lawan juga diperkuat pemain Timnas, namun Tim Persama mampu keluar sebagai juara. (ER/MJ)
Komentar