oleh

M. Ikhsan, Sedekahkan 7 Ton Beras, Pernah Jalani Masa Lalu Kelam

banner 468x60
Foto : prosesi penyerahan beras dari M. Ikhsan ke masyarakat umum
BLIMBING, Malangjos.com
Aksi Muhammad Ikhsan (72) warga Jl. Teluk Pacitan, Kelurahan Arjosari, Kecamatan Blimbing Kota Malang ini, bisa menuai simpati. Pasalnya, setiap tahun memberikan shodaqoh kepada masyarakat sekitar. Bentuknya, beras kepada warga yang membutuhkan.
Dan di bulan puasa Ramadhan 1446 H tahun 2025 ini, ia mensodaqohkan 7 ton beras. Prosesi penyerahan beras, dilakukan di mushola Al Ikhlas Kelurahan Arjosari, Kota Malang, serta di Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, 28 -29 Maret 2025.
“Alhamdulillah bisa untuk menambah isi dapur. Harga beras sekarang mahal. Tentu ini sangat membantu warga, semoga bisa bermanfaat terus,” terang M. Iksan di temui di sela sela penyerahan beras, Minggu 30 Maret 2025
Namun, siapa sangka akan profile M. Ikhasn di masa lalunya yang kelam. Pria asal Arjosari ini, dulunya pernah merasakan kerasnya hidup di jalanan ibu kota, Jakarta tahun 1977. Di sanapun, ia kerap membantu anak jalanan. Jumlahnya lupa, namun bisa sampai ratusan.
Setelah itu, ia pulang kampung halaman di Kota Malang, tahun 1994. Kemudian, bekerja sebagai tukang las. Sebulan, gajinya  Rp 250 ribu. Sebagian dia tabung, untuk modal membuka bengkel las sendiri.
Dari usaha itu, perekonomiannya mulai berkembang. Usahanya juga merambah ke berbagai bidang usaha lain. Seperti usaha rumah kos, jual beli tanah. Bahkan, mendirikan Pasar Rakyat di sekitar Terminal Arjosari. Dari dana pribadi  untuk menggerakkan perekonomian masyarakat sekitar.
“Saya hanya orang biasa. Tapi saat Allah memberikan rezeki, saya juga harus memberikan kepada umat-Nya,” lanjut Ikhsan.
Menurutnya, siapapun yang mau bekerja keras, berani, jujur dan peduli ke sesama, maka akan menemui kesuksesan. Ia bahkan, dikenal kerap membantu janda. Karena menurutnya, harta bukan segalanya. Semua hanya titipan Sang Pencipta.
“Makanya saya gak pernah takut melarat, karena saya punya Allah dan harus terus bermanfaat,” pungkasnya.
Selain itu, ia juga mendirikan mushola yang tak pernah ditutup. Sebab, dia ingin tempat ibadah yang dia dirikan bisa dimanfaatkan untuk siapapun dan kapanpun. Layaknya rumah Allah yang terbuka untuk siapapun.
“Hidup ini semakin hari kan semakin dekat dengan kematian. Jadi kalau tak ingat dan tak bermanfaat ya percuma,” tegasnya. (Er/Mj)
banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *