Foto : Diskusi Mensos dan Gubernur Jatim tentang pengentasan Kemiskinan
LOWOKWARU, MALANGJOS.com
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Kementerian Sosial RI Propinsi Jatim, bersinergi dengan pilar sosial menurunkan kemiskinan di Jatim.
Hal itulah disampaikan saat Dialog Pilar-pilar Sosial se-Malang Raya bersama Menteri Sosial RI Saifullah Yusuf di Universitas Negeri Malang (UM).
Penurunan kemiskinan kata Khofifah, merupakan target pemerintah maupun pusat. bersama sama, mewujudkan melalui Nawa Bhakti Satya, yang dituangkan dalam misi Jatim Sejahtera. Sejalan dengan Asta Cita ke-6 dan Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC)/Quick Wins 5.
“Jadi ini arahan Pak Presiden Prabowo Subianto. Agar semua elemen bersinergi untuk menurunkan kemiskinan ekstrem sampai 0 persen di 2026 dan kemiskinan hingga dibawah 5 persen di 2029. Salah satu langkah dengan harmonisasi bersama pilar-pilar sosial demi menyatukan tujuan,” jelasnya.
Oleh karena itu, dengan sinergi dengan pilar sosial, Gubernur Khofifah optimis dapat menurunkan kemiskinan ekstrem di Jatim hinggal nol persen pada tahun 2026. Namun, tidak bisa dicapai jika pilar tidak disejahterakan dan diperhatikan.
“Karena merekalah yang turun langsung di garda terdepan di lapangan. Maka kalau kata Gus Ipul, dimulai dengan membuat pilar-pilar sosial tersenyum dahulu. Agar mereka bisa membuat orang lain tersenyum,” lanjut Khofifah yang pernah menjabat Mensos.
Khofifah menambahkan, pilar sosial di Jawa timur terdiri dari SDM PKH sebanyak 5.262 orang, TKSK sebanyak 666 orang, dan Tagana sebanyak 1.820 orang. Tagana dan TKSK sudah mendapatkan jaminan sosial ketenagakerjaan yang didukung dari APBD Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Sementara itu, Menteri Sosial RI Saifullah Yusuf menyampaikan, untuk peningkatan kesejahteraan sosial. Pemerintah memberlakukan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), memastikan bantuan sosial dan penyaluran anggaran sosial tepat sasaran.
“DTKS sudah tidak ada, adanya DTSEN. Dan perlu diingat bahwa kebijakan Presiden Prabowo itu adalah untuk pemberdayaan sepanjang hayat. Jadi motto kita sekarang ‘Bansos Sementara – Berdaya Selamanya’. Semuanya harus tepat sasaran,” jelasnya.
Ia mengatakan, 12 Pemerlu Atensi Sosial (PAS) adalah anak-anak rentan, penyandang disabilitas, lansia terlantar, mereka yang berpendapatan rendah, korban bencana, afirmasi khusus, warga binaan, korban kekerasan, korban Napza dan HIV/Aids, mereka yang bermasalah sosial, perempuan rentar, serta fakir miskin.
“Begitu juga untuk Sekolah Rakyat. Kita harus memastikan Sekolah Rakyat memang untuk orang-orang Desil 1 dan 2. Yakni orang-orang di bawah garis kemiskinan dan kemiskinan ekstrem. Tidak boleh ada KKN, tidak boleh ada titipan, tidak boleh ada yang main-main dengan data. Dipastikan memang orang yang layak masuk ke Sekolah Rakyat,” tegasnya.
Acara berjalan menarik, di mana semua orang dapat berdiskusi. Dalam kesempatan ini, Gubernur Khofifah bersama Mensos Saifullah memberikan bantuan sosial berupa sepatu kepada 10 orang calon peserta didik Sekolah Rakyat. (Er/Mj/Hms)
Komentar