Wah Foto : Walikota Malsmg, saat melaunching bukti ” Takdir Pena dan Kapur’
Walikota Malang, Lounching Buku Dari 19 Orang Guru penulis
LOWOKWARU, MALANGJOS. com
Walikota Malang, Dr Wahyu Hidayat melaunching buku Takdir Pena dan Kapur di Aula Dinas Pendidikan Kota Malang, Selasa 24 Juni 2025.
Buku karya dan yang ditulis oleh 19 guru SMP di Kota Malang ini, berisikan cerita dan pengalaman dari masing masing guru. Mereka menuangkan isi hati dan pengalaman yang dijalani.
“Isi buku ini, dari para penulis yang juga seorang guru. Isinya, sesuai pengalaman masing-masing. Memberikan semangat dan inspirasi kepada masyarakat,” terang Walikota Malang, Wahyu Hidayat saat ditemui di lingkungan Dinas pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, Selasa 24 Juni 2025.
Kata dia, menulis adalah puncak dari pengamatan, penglihatan, imaginasi hingga kreasi. Selain itu menulis juga bisa untuk menumpahkan ini hati. Tidak mudah dalam teknis penulisan. Namun, tidak juga terlalu sulit sekali.
Terlebih, kepada para guru. Karena, secara rutinitas sudah menyampaikan apa yang ada fikiran. Meskipun lebih kepada penyampaian lesan. Dengan berlatih dengan keseringan, akan menumbuhkan kemudahan dan daya imaginasi.
“Tulisan dalam buku ini, tentu bisa menjadi tambahan literasi. wawasan bagi pembaca dan bagi penulis sendiri,” lanjutnya.
Sebelum itu, Kepala Dinas pendidikan dan kebudayaan, pemerintah Kota Malang, Suwarjana, memang mendorong para satuan di bawahnya, gemar menulis.
“Para pengajar memang kami dorong untuk menulis. Karena dengan menulis berarti membaca. Linier dengan profesinya,” jelasnya.
Salah satu penulis yang guru salah satu sekolah SMP Negeri di kota Malang, Heni Yulia Mardani, membuat tulisan “Mengejar Asa di Tapal Batas Indonesia” Sebuah tulisan mengungkapkan isi hati, pengalaman dan pengertian yang cukup mendalam.
Hal itu, dilatar belakangi, pengalaman dia selama mengajar di program PPG di kawasan SM 3T. Terdepan, Terluar, Tertinggal dan Terpencil (3T) di daerah Papua, beberapa tahun lalu.
Sebuah perjuangan untuk mencerdaskan anak bangsa Indonesia. Tentunya, dengan beragam kesabaran dan keikhlasannya. (ER/MJ)
Komentar